empty
 
 
26.12.2024 12:29 AM
Emas Menghadapi Surat Perintah Kematian

Para penggemar emas harap tenang! Pada tahun 2024, harga emas melonjak 30% sejak awal tahun, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar $2.790 per ons. Kenaikan ini didorong oleh pembelian agresif oleh bank sentral dan pelonggaran kebijakan moneter yang meluas. Namun, keputusan Federal Reserve untuk menghentikan tindakannya, bersama dengan rumor tentang kemungkinan gencatan senjata di Eropa Timur, telah meredam momentum bullish untuk XAU/USD.

Dinamika Aset Pasar Komoditas
This image is no longer relevant

Tanglewood Total Wealth Management mengamati bahwa selama Perang Dingin, bank sentral mengalokasikan sekitar 30% dana mereka untuk pembelian emas guna menambah cadangan mereka. Namun, sebelum konflik di Ukraina, angka ini telah menurun menjadi 10%. Sejak saat itu, angka tersebut naik kembali mendekati 20%. Akibatnya, perkembangan di Eropa Timur menjadi penting bagi pasangan mata uang XAU/USD. Jika Donald Trump berhasil mengakhiri perang, nilai logam mulia ini bisa menghadapi tekanan yang signifikan.

Emas sudah terpengaruh oleh melambatnya siklus pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral utama di seluruh dunia. The Fed, setelah pemotongan suku bunga, mengindikasikan jeda pada bulan Januari. Bank of England memutuskan untuk tidak menyesuaikan biaya pinjamannya. Demikian pula, baik Kanada maupun Meksiko telah meninggalkan rencana untuk kenaikan suku bunga agresif sebesar 50 basis poin, dan pernyataan Bank Nasional Swiss telah menimbulkan keraguan tentang kelanjutan siklus pelonggaran moneter.

Tren Suku Bunga Bank Sentral
This image is no longer relevant

Ketika bank sentral menurunkan suku bunga, mata uang fiat cenderung melemah, yang menguntungkan emas. Secara bersamaan, imbal hasil pasar obligasi menurun, menguntungkan logam mulia yang tidak memberikan hasil. Akibatnya, setiap jeda dalam pelonggaran moneter atau pemotongan suku bunga yang lebih lambat dapat berdampak negatif pada nilai tukar XAU/USD.

Reaksi emas terhadap kebijakan moneter sangat jelas; misalnya, harga emas naik setelah indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS melambat menjadi 0,1% bulan-ke-bulan pada bulan November, tetapi kemudian turun ketika Federal Open Market Committee (FOMC) memperbarui proyeksinya. Oleh karena itu, tantangan utama bagi emas pada tahun 2025 kemungkinan termasuk kenaikan imbal hasil riil pada obligasi Treasury, laju ekonomi AS, dan penguatan dolar yang dihasilkan.

This image is no longer relevant

Hasilnya akan sangat bergantung pada pelaksanaan kebijakan Donald Trump. Stimulus fiskal dan deregulasi dapat meningkatkan pertumbuhan PDB AS. Namun, ketika digabungkan dengan kebijakan anti-imigrasi dan tarif, inflasi juga bisa meningkat. Skenario ini dapat menyebabkan penguatan indeks USD dan kenaikan imbal hasil obligasi AS. Selain itu, jika konflik di Eropa Timur berakhir, hal ini dapat berdampak signifikan pada prospek kenaikan XAU/USD.

Dari sudut pandang teknikal, grafik harian untuk emas menunjukkan pola "Splash and Shelf" berdasarkan struktur 1-2-3. Selama harga tetap di bawah nilai wajar dan kombinasi rata-rata bergerak, prospek untuk emas tetap bearish. Penurunan harga emas di bawah level support pada $2.608 dan $2.590 per ons dapat menjadi alasan untuk membuka atau meningkatkan posisi jual.

Tidak bisa bicara sekarang?
Tanyakan pertanyaan anda lewat chat.