empty
 
 
02.01.2025 01:27 PM
Apa yang Menanti Logam Mulia di Tahun 2025?

This image is no longer relevant

Pada tahun 2025, banyak negara maju akan terus menurunkan suku bunga, tetapi laju penurunan ini akan bergantung pada kondisi regional dan ekonomi. Di Amerika Serikat, Federal Reserve berencana bertindak lebih hati-hati dibandingkan bank sentral lainnya. The Fed memperkirakan hanya akan ada dua kali pemotongan suku bunga tahun ini, lebih sedikit dari yang diperkirakan sebelumnya. Pendekatan hati-hati ini berasal dari ekonomi AS yang relatif stabil dan inflasi yang terus-menerus.

Kebanyakan bank besar telah menurunkan ekspektasi suku bunga mereka. Analis pendapatan tetap di Bank of America setuju dengan perkiraan The Fed tentang dua kali pemotongan suku bunga. Perusahaan induk perbankan Wells Fargo sedikit lebih konservatif, memprediksi hanya satu kali pemotongan suku bunga tahun ini. Namun, bank investasi multinasional Kanada TD Securities memprediksi empat kali pemotongan suku bunga, memperkirakan bahwa suku bunga dana federal akan turun menjadi 3,50% pada akhir tahun. Sementara itu, perusahaan investasi yang berbasis di AS, BlackRock, percaya bahwa imbal hasil Treasury akan meningkat pada akhir tahun, karena The Fed tidak mungkin memangkas suku bunga secara agresif.

Bagaimanapun, tidak semua analis yang yakin bahwa ekonomi AS dapat bertahan dari ketidakpastian geopolitik dan konsekuensi yang tidak diinginkan dari kebijakan yang diusulkan oleh Presiden terpilih Donald Trump.

This image is no longer relevant

Menjelang pelantikannya, Trump mengancam akan memberlakukan tarif perdagangan pada hampir semua ekonomi global utama. Tarif ini akan mendorong produksi domestik dan mendukung dolar AS, tetapi kebijakan ini datang dengan biaya dan dapat memperburuk tekanan inflasi yang ada. Singkatnya, kepresidenan Trump menyiratkan inflasi AS yang lebih tinggi dan pertumbuhan global yang lebih lemah. Namun, jika ancaman tarif Trump tetap hanya ancaman, tingkat pertumbuhan ekonomi dunia, dengan mempertimbangkan inflasi AS yang tinggi dan kebijakan migrasi, mungkin sedikit di bawah tren 3%.

Para ahli perbankan memprediksi bahwa jika rencana tarif Trump terwujud, efeknya baru akan mulai dirasakan pada Q3 2025. Mengenai kebijakan moneter The Fed dan dampaknya pada logam mulia, banyak analis mengharapkan perubahan ekspektasi suku bunga menciptakan hambatan jangka pendek dan volatilitas untuk logam mulia. Pemotongan suku bunga The Fed yang terbatas akan mendukung dolar AS, menimbulkan tantangan signifikan lainnya bagi logam mulia.

Namun demikian, analis di komoditas tetap yakin bahwa emas akan melampaui $3.000 per ons pada akhir tahun.

Selain itu, korelasi antara emas dan imbal hasil Treasury, dan bahkan dolar AS, telah terputus karena bank sentral terus membeli volume besar logam mulia untuk cadangan. Tarif Trump dan ketidakpastian geopolitik kemungkinan akan memperkuat tren dedolarisasi yang sedang berlangsung di antara bank sentral di pasar negara berkembang.

Kesimpulannya, ekonomi global memasuki periode ketidakpastian yang meningkat, membutuhkan fleksibilitas dari bank sentral. Risiko geopolitik dapat menimbulkan tantangan bagi perkembangan global. Meskipun ada hambatan jangka pendek, pasar logam mulia akan terus menarik investasi, terutama di tengah dedolarisasi dan ketidakstabilan geopolitik.

Tidak bisa bicara sekarang?
Tanyakan pertanyaan anda lewat chat.