Pisang

Pisang dapat menjadi makanan langka dalam waktu dekat karena ancaman besar pada produksinya. Masalah utamanya adalah penyakit jamur yang disebut TR4, atau "penyakit Panama," yang menyerang varietas Cavendish, yang bertanggung jawab atas sekitar 99% ekspor global. TR4 menyebar melalui tanah dan telah menyebabkan kerusakan parah terhadap perkebunan pisang di Asia, Australia, dan Amerika Latin. Karena keseragaman genetiknya, pisang Cavendish tidak memiliki ketahanan terhadap penyakit, sehiingga membuatnya sangat rentan.

Alpukat

Alpukat, buah favorit banyak orang, berisiko menjadi makanan langka terutama karena perubahan iklim, yang berdampak besar pada hasil panennya. Negara-negara penghasil utama seperti Meksiko, Peru dan Chile menghadapi kekeringan dan kekurangan air, sehingga makin sulit untuk menanam buah ini. Para petani memprediksi bahwa satu alpukat membutuhkan sekitar 320 liter air selama masa pertumbuhannya, sehingga menjadikannya salah satu buah yang paling banyak membutuhkan sumber daya, terutama di daerah yang kekurangan air tempat buah ini dibudidayakan secara besar-besaran.

Madu

Salah satu ancaman utama terhadap produksi madu adalah gangguan runtuhnya koloni, yang telah mengurangi populasi lebah hingga 60% di beberapa wilayah. Situasi ini dapat memburuk seiring dengan berlanjutnya perubahan iklim. Kekeringan dan cuaca ekstrim mengurangi jumlah tanaman berbunga, sehingga membatasi ketersediaan nektar untuk lebah. Para ahli memprediksi bahwa panen madu di beberapa kawasan kunci seperti Eropa Timur dan AS telah turun tajam dalam beberapa tahun terakhir, sehingga menyebabkan kenaikan harga sekitar 44%.

Kopi

Kopi juga dapat menjadi makanan istimewa karena perubahan iklim global. Daerah-daerah utama perkebunan kopi seperti Amerika Tengah dadn Selatan, serta Afrika, sering menghadapi kenaikan suhu, kekeringan, kekurangan air, dan hama, semuanya merusak hasil panen. Para ahli memprediksi bahwa pada tahun 2050, jumlah lahan yang cocok untuk penanaman kopi akan menyusut lebih dari 50%, sehingga berpotensi menyebabkan kelangkaan produk dan lonjakan harga yang tajam.

Tuna

Tuna, anggota keluarga ikan mackerel, dapat segera menjadi langka dan mahal. Salah satu alasannya adalah penangkapan ikan yang berlebihan, yang telah menyebabkan penurunan drastis populasi beberapa spesies, seperti tuna sirip kuning dan sirip biru. Faktor utama lainnya adalah perubahan iklim global, yang mengganggu rute migrasi dan reproduksi. Meningkatnya suhu laut dan polusi lingkungan juga memperburuk kondisi hidup spesies ini.

Jeruk

Jeruk dapat menjadi makanan langka karena masalah serius yang disebabkan oleh perubahan iklim dan penyakit. Salah satu faktor utamanya adalah pemanasan global, yang menyebabkan kekeringan dan berkurangnya hasil panen. Contohnya, fenomena El Niño pada tahun 2024 menyebabkan penurunan produksi jeruk sebesar 25% di Brasil, yang dapat membuat buah ini menjadi mahal dalam waktu dekat. Selain itu, penyakit pohon jeruk yang dikenal sebagai "penghijauan" juga mengancam panen jeruk, sehingga memperburuk kekurangan tersebut.

Hummus

Hummus, saus populer yang terbuat dari kacang arab, bisa menjadi makanan langka karena menurunnya pasokan global bahan utamanya. Penyebab utama kekurangan ini adalah perubahan iklim, yang menyebabkan kekeringan dan hasil panen yang lebih rendah di negara-negara penghasil. Misalnya, cadangan kacang arab global turun hingga 20% pada tahun 2022 karena cuaca yang tidak mendukung. Kacang arab, yang digunakan untuk membuat hummus, membutuhkan sumber daya yang signifikan untuk tumbuh dan kondisi cuaca ekstrem membuat produksinya semakin sulit.